=====================================
==========================
========================================





you want another language?

Saturday, June 27, 2009

Mari ke Venezia

Barangkali para pembaca masih ingat akan lagu ‘Carnival of Venice’ yang terkenal itu ? Atau kepada si Marcopolo pedagang asal Venezia yang melanglang buana ke negeri China di abad ke 13. Venezia memang unik, hampir 90 % kota ini dibangun diatas air maka kota ini sering mendapat julukan ‘kota air’. Pagi cerah dimusim panas kami tiba di Venezia, setelah naik kereta api semalaman dari Rome, ibu kota Italia. Pada mula nya di Roma, kami ingin bertolak ke Sicilia yang terkenal dengan kota nya ‘godfather’. Setelah lama berunding, kami akhirnya batal ke Sicilia di Italia selatan, mengingat kami tidak paham akan daerah itu dan mungkin juga kena sugesti dari cerita cerita seram di film. Memang pada umumnya orang Italia panas baran, dan juga kadang kadang menipu orang asing, ini berdasarkan pengalaman kami ketika berada disana, tetapi banyak juga yang baik hati. Kendaraan umum sehari hari di Venezia adalah gondola dan taksi. Gondola adalah perahu dayung dan taksi adalah ‘motorboat’ yang bergerak cepat. Dari satu tempat ke tempat lain di Venezia kami harus naik ‘kendaraan air’ itu, tak ada pilihan lain untuk jalan jalan di Venezia. Gondola akan menyusuri sepanjang kanal kanal Venezia yang melintasi bangunan bangunan dengan gaya Renaissance yang sangat artistik itu. Yang menarik perhatian kami ialah bahwa kota ini telah ada sejak abad ke 12 dan bangunan bangunan di kota itu tetap berdiri tegap dan kokoh, tidak terkikis oleh genangan air selama berabad abad. Bayangkan, kalau Jakarta ibu kota Negara kita pernah mengalami banjir sampai hampir 70 % kawasan nya tergenang air selama beberapa hari saja diawal tahun 2007 dimana banyak bangunan mengalami kerusakan akibat banjir, maka berbeda dengan Venezia, konstruksi bangunan bangunan di Venezia dibuat sedemikian rupa sehingga tetap utuh selama berabad abad dalam genangan air yang cukup tinggi. Sudah sampai saatnya kita harus belajar tentang teknologi bahan bangunan dari Venezia ini. Kemudian cobalah bandingkan dengan teknologi bendungan di Negara Kincir Angin yang membuat sebagian kota Amsterdam berada dibawah permukaan air laut. Suatu saat kami pernah melihat sebuah film di layer kaca, diatas jembatan melintas kapal laut, sedangkan terowongan dibawah jembatan penuh dengan mobil mobil lalu lalang. Memang tak dapat dipungkiri, para teknolog Belanda sangat mahir dengan ilmu bendungan nya, sesuatu yang boleh kita ambil pelajaran dari padanya. Sisi lain yang unik dari Venezia adalah keadaan masyarakatnya. Kami pernah melihat di sebuah kedai, harga seporsi piring berisi macaroni bersaus tomat, masakan Italia yang terkenal itu, tercantum 900 Lira Itali yang tulisan nya jelas terpajang besar didepan piring macaroni. Ketika kami akan pesan, kami bertanya lebih dulu kepada pelayan disitu, berapa harga seporsi macaroni yang ada dalam kotak kaca tadi. Tanpa ragu si pelayan menjawab 5000 Lira Itali, lalu kami tunjukkan tulisan didepan piring itu yang mencantumkan harga 900 Lira Itali, namun si pelayan tidak memberi komentar hanya memberi respon dengan tersenyum saja. Pada kesempatan lain ketika kami sedang makan di sebuah restoran, kami melihat sekumpulan anak anak muda Amerika duduk di meja makan sambil bertengkar dengan pelayan soal pembayaran selesai makan karena ternyata kertas tissue yang mereka gunakan juga dikenakan tarif padahal tidak ada tertulis dalam daftar. Itulah salah sudut keunikan Venezia yang cantik itu.

Bersambung…………………………

No comments:

Post a Comment