=====================================
==========================
========================================





you want another language?

Saturday, June 27, 2009

Mari ke Shen Zhen

Siang itu kami tiba di Shen Zhen setelah naik kereta api komuter kira kira satu jam perjalanan dari Hong Kong. Kereta komuter yang kami tumpangi sangat cepat dan bersih, dan setelah melewati loket imigrasi kami tiba di tepi stasiun kereta api Shen Zhen. Untuk masuk Shen Zhen dari Hongkong kami memerlukan ‘on arrival visa’ yang langsung bisa diperoleh di imigrasi Shen Zhen untuk tinggal selama 5 hari setelah membayar 150 dollar HK pada masa itu apabila kami tidak punya visa Cina daratan dari Hong Kong. Udara sejuk musim dingin di bulan Januari itu terasa menusuk sampai ke tulang sumsum. Rencana kami mencari hotel Muslim yang ada di Shen Zhen atas petunjuk kawan di Hong Kong, tetapi sayang nya kami lupa membawa alamat hotel itu, disamping itu supir taksi dan orang orang disekitar kami tidak paham akan maksud kami. Pengalaman kami di Shen Zhen adalah kami mengalami kesukaran berkomunikasi dengan penduduk tempatan karena mereka tidak paham bahasa Inggris sedangkan kami pun buta aksara Cina dan tidak paham bahasa Mandarin. Sungguh menyedihkan keadaan kami pada waktu itu, yah… kami merasa sangat lapar, dingin sekali, mondar mandir cari hotel yang cocok untuk menginap, semuanya disebabkan karena kesulitan dalam faktor bahasa. Akhir nya kami mendapatkan hotel yang lumayan bagus dekat stasiun kereta api itu dengan harga relative tidak mahal, bandingkan dengan hotel yang sejenis di Hong Kong yang mungkin tarif nya bisa mencapai 3 sampai 4 kali lipat. Sore hingga malam hari kami berjalan jalan di Shen Zhen dan ternyata dugaan kami tentang Shen Zhen sebagai kota yang masih ketinggalan zaman adalah sangat keliru. Shen Zhen adalah kota besar dan sangat modern yang penuh dengan bangunan bangunan pencakar langit dan tidak kalah dari Hong Kong. Secara sepintas kami tidak pernah menjumpai pengemis di Shen Zhen ini, semua orang Cina kami lihat berjalan tergesa gesa pagi itu, dan mereka adalah pekerja keras. Pemandangan seperti ini terlihat lebih menonjol ketika kami singgah di Guangzhou yang jarak nya kurang lebih 2 jam naik bus dari Shen Zhen melewati jalan raya. Pengalaman lucu ketika kami makan di restoran Muslim di Shen Zhen, pelayan yang tidak paham bahasa Inggris terpaksa berkomunikasi dengan kami menggunakan bahasa isyarat disertai dengan peragaan contoh contoh makanan yang ingin kami pesan. Di Guangzhou, kami mengunjungi tempat shopping dekat terminal bus antar kota yang penuh sesak dengan manusia. Tidak pernah kami melihat sebelumnya begitu banyak manusia hilir mudik seperti di Guangzhou ini. Harga barangan kulit seperti tas, sepatu, koper,dll, dan pakaian jadi rata rata lebih murah dari pada di Negara kita dengan kualitas sedang. Disini barang barang boleh ditawar, kawan kami yang sangat pandai menawar dengan memakai kalkulator boleh mendapatkan barangan dengan harga cukup murah. Di Guangzhou kami melihat ada los los yang sangat luas penuh sesak dengan tempat jualan aneka rupa jam, mulai dari jam tangan, jam kalung yang pakai rantai, jam meja, dan juga jam dinding dengan harga sangat murah, namun kami tidak berani menyebutkan kualitas barang nya. Sepintas kami melihat bahwa kehidupan masyarakat Guangzhou di pusat kota itu adalah dari berdagang, seperti juga penduduk Hong Kong yang umum nya adalah para peniaga. Dari pengalaman kami di dua kota besar di Cina daratan yaitu Shen Zhen dan Guangzhou, rata rata masyarakat nya tidak paham bahasa Inggris walaupun mereka kelihatan mapan dan maju. Berbeda dengan Hong Kong, penduduk Hong Kong umum nya paham bahasa Inggris dan kami tidak takut tersesat di Hong Kong. Bayangkan, Hong Kong sebagai kota yang dibangun di atas beberapa pulau yang hanya terdiri dari batu batu karang, tetapi berkembang pesat menjadi salah satu kota termaju dan termodern di dunia. Apa yang bisa ditawarkan kepada para investor dengan ada nya tanah tandus dan ber batu karang, selain dunia bisnis dan perdagangan ? Bagaimanakah dengan Negara kita yang kaya alam flora dan fauna, kaya tambang mineral, mampukah kita maju menjadi seperti Hong Kong dimasa yang akan datang ? Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa etos kerja orang Mandarin ini lah yang sangat sukar untuk diikuti langkah langkah nya oleh bangsa kita. Rata rata penduduk Cina di Hong Kong lebih modern dan maju dibandingkan dengan saudara saudara nya yang tinggal di Cina daratan. Kalau kita tinggal lebih lama di Hong Kong akan terlihat jelas bahwa ada perbedaan pola budaya antara kaum Cina Hong Kong dan kaum Cina daratan. Kesan kami dari kunjungan kami ke ketiga kota besar, yaitu Shen Zhen, Guangzhou dan Hong Kong, maka kami boleh menyimpulkan bahwa Cina punya masa depan yang hebat yang sejak sekarang sudah ditakuti dan diperhitungkan kemampuan nya oleh Negara Negara Barat. Kapankah bangsa kita mengikuti langkah langkah Cina di bidang ekonomi dan teknologi ?

Bersambung……………………..

No comments:

Post a Comment