=====================================
==========================
========================================





you want another language?

Saturday, June 27, 2009

Mari ke Myanmar

Pagi hari yang cerah, pesawat MAS mendarat dilapangan terbang Yangoon, Myanmar. Di dapati bangunan bandara yang luas dimana kaunter imigrasi, tempat pengambilan barang, dan tempat penjemputan berada dalam satu ruang besar. Kita melewati loket imigrasi dengan prosedur yang mudah. Yang menarik perhatian, disini ialah sikap orang orang Myanmar yang membantu mengambil barang penumpang. Mereka membantu dengan hati ihlas, apakah mereka akan mendapat tip atau tidak, mereka tidak pernah meminta. Secara sepintas, kota Yangoon memang indah dihiasi dengan banyak taman besar disana sini warisan peninggalan Inggris. Walaupun sebagian besar masyarakat Myanmar memeluk agama Budha, namun masih tampak masjid masjid kecil dengan seni arsitek yang tinggi bertebaran disana sini dihiasi dengan minaret minaret cantik, hanya sayangnya masjid masjid ini tampak kurang terpelihara. Sebagian besar pengunjung tetap masjid, kata orang yang profesor di salah satu universitas negeri terbesar di Yangoon, ialah orang orang Myanmar yang berasal dari daerah Myanmar sebelah barat yang berbatasan dengan Bangladesh. Yangoon sebagai ibukota Myanmar, yang dulunya bernama Rangoon, dari segi infrastruktur terlihat masih jauh ketinggalan dibandingkan dengan kota kota besar lain nya di negara negara ASEAN seperti Bangkok, Saigon, dan Kuala Lumpur. Bangunan bangunan pencakar langit tidak nampak di Yangoon, jumlah kendaraan roda empat masih sangat sedikit, sebagian besar kendaran yang lalu lalang berasal dari tahun ’90 an, mobil mobil sejenis Suzuki Karimun mungkin terlihat paling mewah dan paling baru dengan harga kira kira tujuh kali lipat harga mobil sejenis di Jakarta. Bayangkan, mobil adalah kendaraan mewah bagi sebagian besar penduduk Yangoon. Kiat masih melihat banyak kendaraan Mazda kotak keluaran tahun 1963 terawat baik yang sudah dimodifikasi jadi kendaraan pick-up dibagian belakangnya sehingga mampu muat lebih banyak penumpang. Jalanan macet tidak ditemui di Yangoon, kendaran kendaraan tua lalu lalang, itulah pemandangan sehari hari yang kami lihat di Yangoon, sehingga kota ini terhindar jauh dari kebisingan. Pohon pohon besar dan rimbun seperti di Kebun Raya Bogor banyak terdapat menghiasi taman taman kota Yangoon. Tidak mengherankan kalau kami masih dikejutkan oleh aneka suara burung laksana kami tinggal di hutan di kala bangun pagi disebuah hotel kecil di pusat kota Yangoon. Yangoon meninggalkan kenangan dalam diri kita sebagai kota besar yang jauh dari kebisingan, jauh dari pencemaran udara, jauh dari kemacetan lalu lintas, sentiasa diselimuti udara segar dengan pepohonan rimbun disana sini menghiasi kota Yangoon. Jangan terkejut kawan, anda boleh berjalan jalan sendirian di malam hari di kota Yangoon dengan rasa aman, anda kaum lelaki boleh menaruh dompet anda di punggung anda dengan meyisipkan nya di kain sarung yang anda kenakan dengan separuh badan dompet terlihat dari luar sambil berjalan dengan tenang, hal yang demikian adalah pemandangan yang lumrah dijumpai di kota Yangoon.
Bersambung ……………….

Welcome to Myanmar
Category: Travel & Events


No comments:

Post a Comment